Mata Silinder / Astigmatisme: Gejala, Tes dan Pengobatan
Mata silindris atau Astigmatisme merupakan jenis kelainan refraksi yang disebabkan oleh penyimpangan dalam bentuk kelengkungan kornea dan atau lensa mata seseorang. Dalam kondisi ini, mata gagal memfokuskan cahaya atau objek (terdapat lebih dari 1 fokus) jatuh tepat di retina, sehingga menyebabkan penglihatan kabur atau terdistorsi (berbayang). Kelainan ini dapat terjadi pada saat kelahiran (bawaan), atau dapat berkembang secara bertahap (perlahan) dalam kehidupan .
Kondisi mata ini biasanya terjadi bersamaan dengan miopia (rabun jauh) atau hipermetropia (rabun dekat), dan dapat dengan mudah didiagnosis dengan pemeriksaan mata sederhana.
Gejala
Mata silindris / astigmatisme biasanya menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau terdistorsi pada tingkat tertentu di semua jarak (terutama jarak jauh). Beberapa gejalanya adalah ketegangan mata, sakit kepala, menyipit, melihat jauh dengan memiringkan kepala, mengucek mata, dan mata sering berkedip.
Penyebab
Hal ini biasanya disebabkan oleh bentuk kornea dan atau lensa mata yang kelengkungannya tidak normal. Jika pada umumnya kornea memiliki bentuk bundar simetris (seperti bola), maka pada penderita astigmatisme lebih berbentuk seperti telur (oval), dimana satu meridian yang secara signifikan lebih melengkung (steep) dari pada meridian tegak lurus terhadapnya yang lebih rata (flat). Perbedaan kelengkungan pada kornea ini yang sering menimbulkan kelainan astigmatisme.
(Untuk memahami apa itu meridian, pikirkan bagian depan mata seperti angka pada jam. Garis yang menghubungkan jam 12 dan 6 adalah satu meridian, sedangkan garis yang menghubungkan jam 3 dan 9 adalah meridian lain yang menjadi posisi tegak lurusnya.
3 jenis Mata Silindris / Astigmatisme
Ada tiga jenis utama, yakni:
– Silindris miopia simpel. Satu meridian rabun jauh sehingga fokus jatuh di depan retina, sementara meridian tegak lurusnya fokus jatuh tepat di retina. Sedangkan jika kedua meridian rabun jauh, dimana kedua meridian fokusnya jatuh di depan retina dan terjadi pada posisi yang berbeda, maka disebut sebagai silindris miopia kompleks.
– Silindris hypermetropia simpel. Satu meridian fokusnya jatuh di retina, sementara meridian yang tegak lurusnya fokus jatuh di belakang retina. Namun, jika kedua meridian fokusnya jatuh di belakang retina dan terjadi pada posisi yang berbeda, maka disebut sebagai silindris hipermetropia kompleks.
– Silindris campuran. Satu meridian fokusnya jatuh di depan retina, sementara meridian tegak lurusnya fokus jatuh di belakang retina.
Tes Mata Silindris / Astigmatisme
Dokter Mata dapat menggunakan salah satu dari tes ini untuk mendiagnosis adanya astigmatisme dan mencari tahu seberapa tingkat keparahannya:
– Tes tajam penglihatan. Anda akan membaca huruf-huruf atau angka-angka pada bagan mata (Snellen Chart) standar dari jarak 20 kaki. Jika penglihatan Anda 20/20, berarti Anda bisa melihat dari jarak 20 kaki untuk besar huruf sesuai jarak 20 kaki, dan disebut sebagai penglihatan normal (emetropia).
– Pembiasan. Dokter Mata akan meletakkan phoropter di depan wajah (mata) dan Anda akan melihat dan memberi tahu dokter pilihan lensa mana yang terbaik untuk melihat dengan jelas.
– Pemeriksaan juga dapat dilakukan melalui perangkat genggam yang disebut Retinoscope. Dengan bantuan alat Retinoscope, seorang Dokter Spesialis Mata dapat memilih lensa yang terbaik untuk masing-masing mata dengan menggunakan lensa koreksi yang digenggam. Pemeriksaan dengan teknik ini, akan memberikan hasil yang lebih objektif.
– Keratometri. Mesin ini mengukur lengkungan di tengah kornea Anda. Pemeriksaan ini untuk menentukan kurva paling curam (steep) dan paling rata (flat). Pengukuran ini memberikan informasi tentang bentuk dan besarnya astigmatisme kornea. Dokter Mata juga menggunakan keratometer untuk melakukan pengukuran kelengkungan kornea bagi pengguna lensa kontak, pemeriksaan skrining pada operasi katarak, serta untuk memeriksa perubahan kornea setelah operasi mata (misalnya post operasi katarak dan Lasik).
– Topografi kornea. Teknologi canggih ini memberikan informasi paling rinci tentang bentuk kornea mata dan Dokter Mata akan memberitahukan sesuatu yang spesifik terdapat pada kornea mata Anda. Sementara itu, perangkat ini mampu mengumpulkan ribuan pengukuran. Kemudian alat ini dapat membuat peta warna kornea dari data-data hasil pengukuran tersebut. Topografi kornea sangat membantu dalam mendeteksi dan mendiagnosis adanya keratoconus, penyakit yang menyebabkan terjadinya astigmatisme yang semakin besar secara perlahan namun progresif.
Mengobati Mata Silindris / Astigmatisme
Kondisi mata astigmatisme biasanya dapat dikoreksi dengan pemberian kacamata, lensa kontak, atau tindakan bedah refraktif (Lasik).
Bedah refraktif (LASIK) adalah salah satu pilihan terapi untuk mengoreksi mata silindris atau astigmatisme. Namun, karena ini adalah prosedur laser yang mengubah bentuk mata Anda, maka tetap dapat memiliki risiko yang tidak berbeda dengan tindakan bedah refraktif lainnya. Di tangan seorang Dokter Mata yang ahli bedah Lasik, tentunya semua risiko tersebut dapat diminimalkan.
Astigmatisme harus ditangani sesegera mungkin. Setelah didiagnosis, kunjungan rutin ke Dokter Mata diperlukan, karena astigmatisme pada anak-anak sering menimbulkan gangguan penglihatan berupa mata malas (lazy eyes) jika tidak segera dikoreksi, sehingga perlu segera diberikan resep lensa koreksi dengan ukuran dan derajat terkini.
Source:
https://www.allaboutvision.com/conditions/astigmatism.htm
https://www.webmd.com/eye-health/astigmatism-eyes#1
https://www.webmd.com/eye-health/understanding-astigmatism-treatment#1