Jakarta - Surabaya: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB Jakarta - Surabaya:
Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB
Beranda » Mata » Mata Silinder (Astigmatisme): Penyebab, Tes, dan Pengobatan

Mata Silinder (Astigmatisme): Penyebab, Tes, dan Pengobatan

Mata silinder dapat menyebabkan penglihatan kabur atau tidak jelas akibat bentuk kornea yang tidak rata. Gejalanya bisa berupa pandangan buram, sakit kepala, dan kelelahan mata, terutama setelah melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus intens.

Mata silinder atau astigmatisme merupakan gangguan penglihatan yang terjadi ketika bentuk kornea atau lensa mata tidak sempurna. Kondisi ini membuat cahaya yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan dengan baik pada retina sehingga penglihatan menjadi buram atau kabur.

Banyak orang dengan astigmatisme mungkin tidak menyadarinya pada awalnya karena gejalanya bisa sangat ringan, tetapi dalam jangka panjang dapat memengaruhi kualitas penglihatan sehari-hari.

Apa Itu Astigmatisme (Mata Silinder)?

Astigmatisme adalah kondisi di mana bentuk mata, terutama kornea (bagian bening di depan bola mata), tidak bulat sempurna. Sebagai perbandingan, bola mata yang ideal memiliki bentuk bulat sempurna, sehingga cahaya yang masuk dapat dibengkokkan dengan merata, memberikan penglihatan yang jelas.

Namun, jika kornea lebih mirip bentuk bola sepak, cahaya akan dibengkokkan secara tidak merata. Akibatnya, hanya sebagian objek yang dapat terlihat jelas, sementara objek yang jauh akan tampak kabur dan bergelombang.

Astigmatisme sering kali muncul bersamaan dengan rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hipermetropia). Ketiga kondisi ini dikenal sebagai kesalahan refraksi karena berkaitan dengan cara mata membengkokkan cahaya.

Kabar baiknya, astigmatisme bisa diperbaiki dengan mudah oleh dokter mata menggunakan kacamata, lensa kontak, atau bahkan melalui tindakan bedah.

Baca Juga: Persamaan Lasik Mata dan Operasi Katarak, Jangan Keliru!

Gejala Astigmatisme

Gejala mata miopia yang paling jelas adalah kesulitan untuk melihat objek atau benda dalam jarak yang jauh, akan tetapi Anda juga dapat merasakan hal-hal dibawah ini:

  • Sakit kepala
  • Rasa lelah di mata ketika melihat benda yang jauh beberapa meter di depan Anda
  • Rasa tegang pada mata
  • Mata juling
  • Mata lelah ketika berkendara, berolahraga
  • Penglihatan kabur
  • Kesulitan melihat di malam hari
  • Penglihatan distorsi
  • Kesulitan memfokuskan pandangan
  • Ganda atau bayangan ganda
  • Mata kering
  • Rasa tidak nyaman saat menggunakan lensa kontak
  • Memicingkan mata

Ketika mengalami gejala di atas, Anda disarankan untuk memeriksakan kondisi mata Anda ke klinik mata terdekat sehingga dapat dillakukannya perawatan lebih lanjut.

Penyebab Astigmatisme dan Faktor Risikonya

Astigmatisme biasanya disebabkan oleh faktor genetik, artinya kondisi ini sering diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya. Selain itu, kondisi ini juga dapat muncul akibat tekanan berlebihan dari kelopak mata terhadap kornea.

Secara umum, astigmatisme tidak disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu. Namun, beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya astigmatisme meliputi:

  • Faktor keturunan atau bawaan (terlahir dengan astigmatisme)
  • Cedera pada mata
  • Komplikasi yang terjadi setelah operasi mata
  • Proses penuaan
  • Kondisi mata lain, seperti keratoconus

Jenis-Jenis Astigmatisme

Astigmatisme atau mata silindris dibagi menjadi tiga jenis utama, masing-masing memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda pada penglihatan. Berikut adalah penjelasan tentang ketiga jenis tersebut:

1. Silindris Miopia Simpel

Pada jenis astigmatisme ini, salah satu arah pandang mengalami rabun jauh. Artinya, gambar yang seharusnya terlihat jelas justru tampak kabur karena fokusnya jatuh di depan retina.

Di sisi lain, arah pandang yang tegak lurus dengan arah rabun jauh tersebut bisa melihat dengan jelas karena fokusnya jatuh tepat di retina.

Jika kedua arah pandang mengalami rabun jauh, di mana fokusnya jatuh di depan retina tetapi pada posisi yang berbeda, kondisi ini disebut silindris miopia kompleks. Penderita biasanya akan merasakan penglihatan yang kabur, baik untuk objek yang jauh maupun yang dekat.

Tingkat keparahan astigmatisme ini dapat bervariasi, sehingga dampaknya pada penglihatan juga berbeda-beda pada setiap orang.

2. Silindris Hypermetropia Simpel

Pada silindris hypermetropia simpel, satu arah pandang fokusnya jatuh tepat di retina. Sedangkan arah pandang yang tegak lurusnya memiliki fokus yang jatuh di belakang retina.

Ini berarti bahwa penderita mungkin memiliki kemampuan untuk melihat objek jauh dengan jelas, tetapi kesulitan dalam melihat objek dekat. Jika kedua arah pandang memiliki fokus yang jatuh di belakang retina dan berada pada posisi yang berbeda, kondisi tersebut disebut sebagai silindris hypermetropia kompleks.

Jenis ini dapat menyebabkan ketegangan mata, terutama saat melakukan aktivitas yang memerlukan fokus dekat, seperti membaca.

3. Silindris Campuran

Silindris campuran adalah jenis astigmatisme yang lebih kompleks, di mana satu arah pandang fokusnya jatuh di depan retina. Sementara arah pandang yang tegak lurus memiliki fokus jatuh di belakang retina.

Ini menyebabkan penderita mengalami penglihatan kabur pada kedua jarak, baik dekat maupun jauh dengan ketidaknyamanan yang lebih besar saat mencoba memfokuskan pandangan.

Penderita sering kali mengalami gejala seperti ketegangan mata dan sakit kepala akibat usaha berlebih untuk melihat dengan jelas.

Baca Juga: 6 Syarat Operasi LASIK Mata, Anda Termasuk Kriterianya?

Tes Mata Silindris (Astigmatisme)

Untuk mendiagnosis astigmatisme dan menilai tingkat keparahannya, dokter mata biasanya melakukan beberapa tes berikut ini:

1. Tes Tajam Penglihatan (Snellen Chart)

Dalam tes ini, Anda akan diminta membaca huruf atau angka pada grafik mata standar, yang dikenal sebagai Snellen Chart, dari jarak 20 kaki. Jika hasilnya 20/20, artinya Anda memiliki penglihatan normal (emetropia), di mana dapat melihat dari jarak 20 kaki dengan kejelasan sesuai standar.

2. Pembiasan (Refraction Test)

Dokter mata akan menggunakan alat yang disebut phoropter, yang ditempatkan di depan mata Anda. Anda akan diminta untuk melihat melalui berbagai lensa dan memberi tahu dokter mana yang memberikan penglihatan paling jelas.

Tes ini membantu dokter menentukan jenis dan kekuatan lensa koreksi yang diperlukan untuk memperbaiki penglihatan.

3. Retinoskopi

Retinoskopi adalah metode pemeriksaan dengan alat genggam bernama retinoscope. Dokter spesialis mata akan menggunakan alat ini untuk memantulkan cahaya ke mata Anda dan mengamati pantulan cahaya tersebut dari retina.

Dengan cara ini, dokter dapat memilih lensa korektif yang paling sesuai untuk masing-masing mata, memberikan hasil yang lebih objektif dibandingkan hanya berdasarkan laporan pasien.

4. Keratometri

Tes ini menggunakan mesin yang disebut keratometer untuk mengukur lengkungan di tengah kornea Anda. Pemeriksaan ini penting untuk menentukan area dengan kelengkungan paling curam (steep) dan paling datar (flat) pada kornea.

Informasi ini membantu dalam memahami bentuk dan derajat astigmatisme pada kornea. Selain itu, keratometer juga digunakan untuk pengukuran lensa kontak, persiapan operasi katarak, dan untuk mengevaluasi perubahan kornea pasca operasi mata seperti LASIK.

5. Topografi Kornea

Topografi kornea adalah teknik canggih yang memberikan gambaran mendetail mengenai bentuk permukaan kornea. Alat ini melakukan ribuan pengukuran pada kornea dan menghasilkan peta warna yang menunjukkan variasi kelengkungan dan bentuk kornea.

Topografi kornea sangat berguna dalam mendeteksi keratoconus, yaitu kondisi yang menyebabkan perubahan bentuk kornea secara progresif yang juga dapat memicu astigmatisme.

Pengobatan Mata Silindris (Astigmatisme)

Pengobatan untuk astigmatisme dapat dilakukan dengan beberapa metode yang efektif. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan:

1. Femto LASIK

Femto LASIK adalah prosedur bedah laser yang menggunakan laser femtosecond untuk membuat flap pada kornea. Setelah flap dibuat, laser excimer digunakan untuk mengubah bentuk kornea.

Dengan begitu, cahaya dapat difokuskan dengan lebih tepat pada retina. Prosedur ini minim invasif dan menawarkan pemulihan yang cepat.

2. LASIK

LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) adalah teknik bedah laser yang populer untuk mengoreksi astigmatisme dengan memodifikasi bentuk kornea. Proses ini juga relatif cepat dan banyak pasien melaporkan peningkatan penglihatan yang signifikan setelah prosedur.

3. ReLEx SMILE

ReLEx SMILE (Small Incision Lenticule Extraction) adalah teknik bedah laser terbaru yang memungkinkan pengobatan astigmatisme dengan membuat incisi kecil pada kornea. Laser digunakan untuk menghilangkan lentikula yang merupakan lapisan tipis dari jaringan kornea.

Metode ini juga menawarkan pemulihan yang cepat dan lebih sedikit risiko komplikasi dibandingkan teknik lainnya.

4. PRK

PRK (Photorefractive Keratectomy) adalah prosedur di mana lapisan epitel kornea dihapus sebelum laser digunakan untuk membentuk ulang kornea. Berbeda dengan LASIK, PRK tidak melibatkan pembuatan flap sehingga sering menjadi pilihan bagi pasien dengan kornea yang lebih tipis.

Meskipun pemulihan memakan waktu lebih lama, hasil jangka panjangnya sangat baik.

Komplikasi Astigmatisme

Bila kondisi ini tidak diobati sesegera mungkin, berikut adalah beberapa komplikasi astigmatisme:

  • Penglihatan kabur
  • Ketegangan mata
  • Sakit kepala
  • Kesulitan melihat di malam hari
  • Ambliopia (mata malas)
  • Kesulitan melihat detail halus
  • Gangguan pada kualitas hidup
  • Kesalahan refraksi lain (miopia atau hipermetropia)

Pencegahan Astigmatisme

Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah mata minus / miopia seperti:

  • Mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan yang mengandung vitamin A seperti; brokoli, wortel, kangkung, bayam, pepaya, melon, belimbing
  • Melakukan pemeriksaan mata dengan rutin
  • Membaca ditempat yang cukup penerangannya
  • Menjaga aktivitas melihat dekat dalam waktu yang lama tanpa istirahat

Pengobatan Mata Silinder di CiputraSMG Eye Clinic

CiputraSMG Eye Clinic (CSEC) merupakan klinik spesialis mata yang menawarkan berbagai layanan pengobatan untuk masalah penglihatan, termasuk mata silinder (astigmatisme). Salah satu program unggulan dari CSEC adalah layanan LASIK yang menggunakan teknologi modern untuk mengoreksi kelainan refraksi seperti astigmatisme, miopia (rabun jauh) dan hipermetropia (rabun dekat).

CSEC menyediakan beberapa metode pengobatan untuk mata silinder, di antaranya:

1. Femto LASIK

CSEC menggunakan teknologi Femto LASIK, di mana laser femtosecond digunakan untuk membuat flap pada kornea sebelum dilakukan koreksi refraksi. Prosedur ini terkenal dengan tingkat keamanan yang tinggi dan pemulihan yang cepat sehingga memberikan hasil penglihatan lebih baik bagi pasien dengan astigmatisme.

Baca Juga: Ketahui 5 Fakta Seputar Operasi Lasik Mata

2. ReLEx SMILE

Metode ReLEx SMILE merupakan teknik bedah mata minimal invasif yang ditawarkan di CSEC. Prosedur ini hanya membutuhkan sayatan kecil pada kornea, sehingga pemulihannya lebih cepat dan minim rasa sakit.

ReLEx SMILE sangat cocok untuk pasien dengan astigmatisme yang ingin menjalani prosedur koreksi mata tanpa banyak gangguan dalam aktivitas sehari-hari.

3. PRK (Photorefractive Keratectomy)

Bagi pasien dengan kornea yang lebih tipis, CSEC juga menawarkan metode PRK. PRK dilakukan dengan menghilangkan lapisan luar kornea dan mengoreksi permukaan kornea menggunakan laser.

Meskipun proses pemulihannya sedikit lebih lama dibandingkan LASIK, PRK tetap menjadi pilihan yang efektif untuk memperbaiki penglihatan pada pasien astigmatisme.

Dengan berbagai pilihan pengobatan ini, CiputraSMG Eye Clinic menyediakan solusi bagi pasien yang ingin meningkatkan kualitas penglihatannya dan terbebas dari kelainan refraksi seperti mata silinder.

Source :

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 23 Januari 2024