Mata Minus atau Rabun jauh: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Mata minus atau yang sering disebut dengan rabun jauh atau juga Miopia adalah keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk melihat jarak jauh seperti melihat rambu-rambu lalu lintas, tulisan di papan tulis depan kelas ataupun tayangan film yang tampak buram ketika Anda sedang menonton bioskop yang jaraknya jauh dari Anda. Akan tetapi, akan mudah untuk melihat jarak dekat seperti membaca atau melihat layar monitor komputer. Miopia terjadi ketika kondisi kornea mata menebal sehingga pantulan cahaya / bayangan objek tidak fokus di retina tetapi berada jauh di depannya. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini penggunaan alat bantu penglihatan seperti kacamata, softlens atau operasi refraktif dibutuhkan.
Penyebab Rabun Jauh (Miopi) dan Faktor Risikonya
Jika Anda mengalami miopia, kemungkinan besar salah satu atau kedua orang tua Anda juga memiliki kondisi yang sama. Para ahli mata masih belum mengetahui penyebab pasti miopia, tetapi diyakini bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan.
Ada kemungkinan Anda mewarisi kecenderungan untuk memiliki miopia. Gaya hidup yang mendukung, seperti sering melakukan aktivitas jarak dekat seperti membaca atau bekerja di depan komputer dapat memicu kondisi ini.
Biasanya, miopia muncul pada masa kanak-kanak dan dapat memburuk di usia muda serta cenderung stabil saat memasuki masa remaja.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko miopia meliputi:
- Riwayat keluarga dengan miopia: Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki miopia, peluang Anda untuk mengalaminya lebih tinggi karena ada faktor genetik yang berperan.
- Aktivitas jarak dekat: Sering melakukan aktivitas seperti membaca, menulis, atau bekerja di depan layar komputer dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko miopia. Penggunaan mata untuk fokus jarak dekat secara terus-menerus bisa memengaruhi bentuk mata.
- Kurangnya waktu di luar ruangan: Penelitian menunjukkan bahwa kurang terpapar cahaya alami saat berada di luar ruangan dapat meningkatkan risiko perkembangan miopia. Aktivitas di luar membantu mata beristirahat dari fokus jarak dekat.
- Etnisitas: Beberapa kelompok etnis memiliki tingkat miopia yang lebih tinggi dibandingkan yang lain. Misalnya, miopia lebih sering ditemukan pada populasi Asia dibandingkan etnis lainnya.
Baca Juga: 6 Tanda-Tanda Mata Minus dan Faktor yang Memengaruhi
Gejala Rabun Jauh (Miopi)
Gejala yang paling jelas adalah kesulitan untuk melihat objek atau benda dalam jarak yang jauh, akan tetapi Anda juga dapat merasakan hal-hal dibawah ini:
- Sakit kepala
- Rasa lelah di mata ketika melihat benda yang jauh beberapa meter didepan Anda
- Rasa tegang pada mata
- Mata juling
- Mata lelah ketika berkendara, berolahraga
- Kesulitan melihat objek jauh
- Sering menyipitkan mata
- Menonton TV atau membaca dari jarak dekat
- Sulit fokus saat di sekolah (melihat papan tulis)
- Sering mengucek mata
- Mengeluh pandangan kabur
Ketika mengalami gejala di atas, Anda disarankan untuk memeriksakan kondisi mata Anda ke klinik mata terdekat sehingga dapat dillakukannya perawatan lebih lanjut.
Jenis-Jenis Miopi
Berdasarkan penyebab, jenis-jenis miopi dibagi menjadi dua. Di antaranya:
1. Miopi Degeneratif
Miopi degeneratif adalah jenis miopi yang sering disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Kondisi ini biasanya mulai muncul pada usia anak-anak dan dapat memburuk seiring waktu.
Anak-anak dengan miopi degeneratif sering mengalami peningkatan kekuatan lensa secara signifikan dan ini menyebabkan gangguan penglihatan yang lebih serius di kemudian hari.
Selain itu, miopi degeneratif juga dapat berhubungan dengan masalah kesehatan mata lainnya, seperti glaukoma dan katarak.
2. Miopi Tinggi
Miopi tinggi terjadi ketika bola mata tumbuh terlalu panjang sehingga cahaya yang masuk tidak dapat fokus dengan benar pada retina. Jenis miopi ini bisa menyebabkan penglihatan kabur pada jarak jauh dan memerlukan resep kacamata atau lensa kontak yang lebih kuat.
Miopi tinggi juga dapat meningkatkan risiko komplikasi mata yang serius, seperti retina yang robek atau lepas, serta katarak. Oleh karena itu, penting bagi Anda dengan miopi tinggi untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin dan mengikuti saran dokter untuk menjaga kesehatan mata.
Pengobatan Mata Minus atau Rabun Jauh (Miopi)
Bila Anda dinyatakan memiliki mata minus, biasanya dokter akan melakukan beberapa tindakan sesuai kondisi. Di antaranya:
1. Pemeriksaan Rutin
Melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter spesialis mata minimal satu kali setahun sangat disarankan bagi penderita mata minus. Ini penting untuk memantau apakah terjadi perubahan pada ukuran minus yang dialami.
2. Kacamata
Salah satu cara yang paling umum dan mudah dilakukan untuk mengatasi mata minus adalah dengan menggunakan kacamata yang sesuai dengan kondisi Anda. Anda dapat memilih bingkai kacamata yang sesuai dengan selera dan gaya pribadi.
Namun, penggunaan kacamata saat berolahraga atau melakukan aktivitas intensitas tinggi bisa menjadi kurang nyaman dan mengganggu penggunanya.
3. Softlens
Softlens adalah alternatif lain untuk menangani mata minus. Bentuknya yang lembut dan dipasangkan langsung ke mata membuatnya lebih praktis untuk aktivitas dengan intensitas tinggi, seperti olahraga, menyelam, dan berkendara.
Namun, penting untuk menggunakan tetes mata secara berkala untuk mencegah kekeringan dan melepas softlens sebelum tidur. Selain itu, pembersihan softlens harus dilakukan dengan tangan yang bersih dan menggunakan cairan khusus sehingga memerlukan perawatan ekstra.
4. Bedah Refraktif
Bedah refraktif merupakan opsi penanganan yang efektif untuk rabun jauh. Dengan kemajuan teknologi, miopia dapat diatasi menggunakan sinar laser.
Metode yang dikenal, seperti LASIK, kini telah berevolusi dengan munculnya teknik terbaru, yaitu ReLEx SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction). Metode ini tidak memerlukan pembuatan flap pada kornea sehingga prosesnya lebih cepat dan nyaman.
Dalam waktu kurang dari 10 menit, penglihatan Anda bisa kembali jernih, dan banyak orang kini lebih memilih bedah refraktif daripada menggunakan kacamata atau softlens.
Baca Juga: Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya
Komplikasi Rabun Jauh (Miopi)
Bila miopi tidak segera ditangani akan menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti:
- Katarak: Katarak adalah penumpukan protein di lensa mata yang dapat menyebabkan penglihatan kabur.
- Glaukoma: Glaukoma terjadi ketika tekanan dalam mata meningkat, yang dapat merusak saraf optik dan mengakibatkan kehilangan penglihatan.
- Neuropati Optik: Kondisi ini melibatkan kerusakan pada saraf optik yang dapat mempengaruhi penglihatan.
- Neovaskularisasi: Neovaskularisasi adalah pembentukan pembuluh darah baru yang tidak diinginkan di mata, yang dapat mempengaruhi fungsi visual.
- Retina Terlepas: Retina yang terlepas dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen jika tidak ditangani dengan cepat.
Cara Mendeteksi Mata Minus atau Rabun Jauh (Miopi)
Berikut beberapa cara mendeteksi mata minus yang bisa Anda lakukan:
- Tes Ketajaman Penglihatan: Tes ini menilai seberapa baik mata Anda melihat objek dari jarak jauh dengan membaca huruf atau simbol pada papan. Hasilnya membantu menentukan adanya miopia.
- Pinhole Test: Anda melihat melalui lubang kecil pada kartu untuk mengetahui apakah masalah penglihatan disebabkan oleh fokus cahaya yang tidak tepat.
- Retinoskopi: Dokter menggunakan alat bernama retinoscope untuk memeriksa refleksi cahaya di mata, membantu menentukan kekuatan lensa yang diperlukan untuk mengoreksi penglihatan.
- Slit Lamp: Alat ini memungkinkan dokter melihat bagian depan mata dengan jelas, memeriksa struktur mata untuk mendeteksi masalah yang berhubungan dengan miopia.
Pencegahan Mata Minus atau Rabun Jauh (Miopi)
Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah mata minus, seperti:
- Mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan yang mengandung vitamin A seperti; brokoli, wortel, kangkung, bayam, pepaya, melon, belimbing
- Melakukan pemeriksaan mata dengan rutin
- Membaca ditempat yang cukup penerangannya
- Menjaga aktivitas melihat dekat dalam waktu yang lama tanpa istirahat
- Batasi waktu menggunakan gadget
- Jaga jarak pandang yang tepat
- Lakukan latihan mata secara teratur
- Istirahatkan mata setiap 20 menit
- Gunakan kacamata dengan lensa UV
Baca Juga: Mata Minus dan Mata Silinder: Informasi Yang Harus Diketahui
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala miopia, seperti kesulitan melihat objek jauh, sering sakit kepala, atau mata lelah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata. Pemeriksaan rutin penting untuk mengetahui kondisi mata Anda dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa miopia Anda sudah cukup tinggi atau tidak dapat diatasi dengan kacamata atau lensa kontak, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan lebih lanjut, seperti operasi LASIK. Prosedur ini dapat membantu memperbaiki penglihatan Anda secara signifikan dan mengurangi ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak.
Klinik Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC) adalah salah satu tempat yang dapat Anda kunjungi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Di sini, Anda akan mendapatkan evaluasi menyeluruh dan informasi lebih lanjut tentang opsi perawatan yang tersedia, termasuk operasi LASIK.
Yuk, percayakan kesehatan mata Anda di Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC)!
Source :
- Cleveland Clinic. Myopia (Nearsightedness). Diakses 2024.
- Amarican Academy of Ophthamalogy. Nearsightedness: What Is Myopia?. Diakses 2024.