Jakarta - Surabaya: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB Jakarta - Surabaya:
Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Beranda » Mata » Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya

Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya

Mata minus adalah salah satu gangguan di mana mata memiliki kesulitan dalam memfokuskan cahaya pada titik fokus yang tepat di belakang retina. Kondisi mata minus bisa disebabkan berbagai faktor, mulai dari genetik hingga gaya hidup.

Kondisi mata minus tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab, kondisi mata minus membuat ketidaknyamanan dalam penglihatan seseorang. Penyebabnya, bukan cuma soal gaya hidup yang tidak sehat, tapi diantaranya dianggap terkait dengan faktor keturunan atau biasa disebut dengan faktor genetik.

Penyebab Kondisi Mata Minus

Mata minus atau miopia adalah kondisi mata di mana seseorang memiliki kesulitan dalam melihat objek yang jauh, sementara penglihatan objek yang dekat masih relatif baik.

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh panjang bola mata yang lebih panjang dari biasanya atau kornea yang terlalu melengkung. Gejala yang biasa terjadi pada mata minus meliputi kesulitan dalam melihat jarak yang jauh dengan jelas, sering mengedipkan mata, menggosok mata secara berlebihan, sakit kepala, dan ketegangan pada area sekitar mata.

Baca Juga: Memahami Perbedaan Mata Minus dan Plus, Sudah Tahu?

Ketika mengalami gejala ini, seseorang mungkin merasa perlu untuk memicingkan mata atau mendekatkan objek untuk melihat dengan lebih jelas. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang, terutama jika tidak ditangani dengan tepat melalui koreksi penglihatan yang sesuai.

Kondisi mata minus bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

1. Genetik

Faktor genetik adalah salah satu penyebab utama miopia (mata minus). Jika salah satu atau kedua orang tua mengalami miopia, ada kemungkinan besar anak-anak mereka juga akan mengembangkan kondisi yang sama.

Penelitian menunjukkan bahwa miopia memiliki komponen hereditas yang kuat. Gen-gen tertentu dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bola mata yang pada akhirnya menentukan apakah seseorang akan mengalami miopia.

Mutasi atau variasi dalam gen-gen ini dapat menyebabkan bola mata menjadi lebih panjang dari normal sehingga cahaya yang masuk difokuskan di depan retina, bukan langsung di atasnya.

Selain itu, kombinasi beberapa gen yang berbeda juga dapat berinteraksi dan meningkatkan risiko miopia. Dalam keluarga dengan riwayat miopia, penting untuk memonitor perkembangan mata anak-anak dan melakukan pemeriksaan mata secara rutin.

Mata Minus Bukan Penyakit, Ini Risiko Penyebabnya

Lasik mata menjadi prosedur yang efektif menghilangkan mata minus dengan cepat.

2. Jarang Melakukan Aktivitas di Luar Ruangan

Aktivitas di luar ruangan, terutama saat terpapar sinar matahari sangat penting untuk kesehatan mata. Paparan sinar matahari membantu dalam pembentukan vitamin D yang penting untuk kesehatan mata dan tubuh secara keseluruhan.

Sinar matahari juga membantu dalam pengaturan ritme sirkadian tubuh yang dapat memengaruhi kualitas tidur dan oleh karena itu juga dapat berdampak pada kesehatan mata.

Ketika seseorang jarang berada di luar ruangan, mereka kekurangan paparan sinar matahari yang cukup, yang dapat meningkatkan risiko perkembangan masalah mata, termasuk mata minus.

3. Kebiasaan Membaca Jarak Dekat

Kebiasaan membaca, terutama pada jarak dekat serta tanpa istirahat yang cukup dapat membebani mata secara berlebihan. Saat membaca atau melakukan aktivitas yang memerlukan fokus pada objek yang dekat secara terus-menerus, otot mata akan bekerja keras untuk mempertahankan fokus, dan ini dapat menyebabkan kelelahan mata.

Jika kebiasaan ini terjadi secara teratur tanpa adanya istirahat yang cukup dapat meningkatkan risiko terkena gangguan refraksi seperti mata minus. Oleh karena itu, penting untuk mengambil istirahat secara teratur saat melakukan aktivitas yang memerlukan fokus pada objek yang dekat. Hal ini untuk memberi istirahat pada otot mata dan mencegah kelelahan yang berlebihan.

Baca Juga: Mata Minus Bisa Sembuh Total? Yuk, Coba Cara Ini!

4. Melihat Layar Terlalu Dekat

Penggunaan perangkat elektronik yang terus meningkat, seperti ponsel pintar, tablet, dan komputer telah membawa dampak signifikan pada kesehatan mata. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar elektronik, terutama dalam jarak dekat menyebabkan mata terus-menerus berfokus pada objek yang dekat.

Kondisi ini memaksa otot mata untuk bekerja lebih keras dan lebih lama yang pada gilirannya dapat menyebabkan ketegangan pada mata, mata lelah, dan berkembangnya mata minus.

Selain itu, efek sinar biru yang dipancarkan oleh layar elektronik juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah mata, termasuk mata minus. Sebaiknya, gunakan gadget dengan bijak dengan beristirahat sesekali dan memperhatikan jarak pandang.

5. Kekurangan Zat Karoten

Nutrisi memainkan peran penting dalam kesehatan mata, salah satunya zat karotenoid, seperti beta-karoten. Beta-karoten adalah prekursor vitamin A yang dikenal penting untuk kesehatan mata, terutama dalam menjaga kesehatan retina.

Kekurangan zat karotenoid dalam diet dapat menyebabkan berbagai masalah mata, termasuk penurunan ketajaman penglihatan dan risiko terkena kondisi seperti mata minus.

Makanan kaya beta-karoten, seperti wortel, bayam, brokoli, dan paprika, seharusnya menjadi bagian penting dari pola makan sehari-hari untuk menjaga kesehatan mata yang optimal.

Suplemen mungkin juga diperlukan bagi individu yang memiliki risiko kekurangan zat karotenoid dalam diet, tetapi konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Baca Juga: Mata Minus Bukan Penyakit

Demikian informasi mengenai penyebab kondisi mata minus. Umumnya, mata minus diatasi dengan menggunakan lensa kontak dan kacamata agar penglihatan seseorang kembali normal.

Namun, Anda juga bisa menghilangkan mata minus dengan LASIK mata.
LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) adalah prosedur bedah melibatkan penggunaan laser untuk membentuk kembali kornea mata sehingga sinar cahaya dapat difokuskan dengan lebih baik pada retina.

Selama prosedur LASIK, lapisan luar kornea diangkat untuk mengakses jaringan di bawahnya, di mana laser kemudian digunakan untuk mengubah bentuk kornea sesuai dengan kebutuhan koreksi penglihatan. LASIK sering kali memberikan hasil yang cepat dan efektif. Namun, seperti halnya prosedur bedah, LASIK juga memiliki risiko tertentu yang perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum menjalani prosedur tersebut.

Anda bisa konsultasi seputar lasik di Ciputra SMG Eye Clinic terdekat. Nantinya, dokter akan menjelaskan manfaat dari prosedur tindakan yang tentunya menguntungkan bagi Anda.

Telah direview oleh dr. Ika Citra Susanti, SpM

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 27 Mei 2024