Jakarta - Surabaya: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB Jakarta - Surabaya:
Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Beranda » Mata » 7 Penyebab Mata Anak Sering Berkedip, Waspadai Gadget!

7 Penyebab Mata Anak Sering Berkedip, Waspadai Gadget!

Ada berbagai penyebab mata anak sering berkedip, mulai dari alergi, mata kering, hingga radiasi handphone. Meski umumnya akan normal dalam beberapa hari, kondisi ini perlu penanganan segera.

Terkadang, kita mungkin melihat anak-anak yang sering berkedip mata tanpa alasan yang jelas. Hal ini dapat membingungkan sekaligus mengkhawatirkan tentang kesehatan mata anak.

Lantas, apa penyebab mata anak sering berkedip? Cari tahu jawabannya di sini.

Apakah Normal Jika Mata Anak Sering Berkedip?

Mata anak yang sering berkedip menjadi hal yang normal dalam beberapa situasi, terutama jika itu adalah respons terhadap rangsangan atau situasi tertentu.

Misalnya, berkedip mata bisa menjadi respons alami terhadap cahaya terang, benda yang mendekat ke arah mata, atau bahkan jika anak merasa lelah atau ketegangan pada mata.

Selain itu, berkedip juga bisa terjadi sebagai respons terhadap situasi tertentu yang memicu kecemasan atau stres pada anak.

Namun, jika berkedip mata anak terjadi secara berlebihan, berlangsung dalam jangka waktu yang lama, atau disertai dengan gejala lain yang mengganggu.

Contohnya seperti penglihatan kabur, gatal, atau ketidaknyamanan yang terus menerus, maka hal tersebut bisa menjadi tanda adanya masalah yang perlu diperhatikan.

Baca Juga: Kenali Anatomi Mata Manusia Beserta Fungsinya

Penyebab Mata Anak Sering Berkedip

Mata anak yang sering berkedip dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

1. Alergi

Alergi adalah respons sistem kekebalan tubuh terhadap zat-zat asing seperti debu, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, atau bahan kimia tertentu.

Ketika anak terpapar alergen ini, mata mereka bisa menjadi gatal, merah, dan iritasi. Untuk meredakan ketidaknyamanan ini, anak mungkin akan sering berkedip atau menggosok mata mereka.

Hal ini bertujuan untuk menghilangkan debu atau alergen yang mungkin menempel pada permukaan mata.

Jika anak memiliki riwayat alergi yang kuat, penting untuk mengidentifikasi alergen penyebabnya dan menghindarinya sebisa mungkin. Pengobatan alergi, seperti antihistamin atau tetes mata, juga bisa membantu mengurangi gejala.

2. Radiasi Gadget

Radiasi atau cahaya biru yang dipancarkan oleh layar gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer dapat menyebabkan ketegangan mata.

Mata anak yang terlalu lama terpapar cahaya ini bisa menjadi kering, mata lelah, atau terasa perih. Dalam upaya untuk meredakan ketidaknyamanan ini, mata anak menjadi sering berkedip.

Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat mengganggu ritme tidur anak dan memengaruhi kualitas tidur mereka.

Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu penggunaan gadget anak dan memberikan jeda yang cukup agar mata mereka bisa beristirahat dan mendapatkan waktu istirahat yang cukup.

3. Mata Kering

Mata kering adalah kondisi di mana mata tidak dapat memproduksi atau menjaga air mata yang cukup untuk mempertahankan mata tetap lembab dan nyaman.

Air mata memiliki peran penting dalam menjaga kelembap an mata, melindungi mata dari infeksi, dan membantu dalam penglihatan yang jernih.

Ketika anak mengalami mata kering, hal ini dapat mengakibatkan sensasi seperti mata terasa kering, gatal, terbakar, atau berpasir.

Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, anak mungkin secara tidak sadar berkedip lebih sering untuk mencoba meredakan iritasi pada mata mereka.

Baca Juga: Waspadai Gejala Sakit Mata, dari Mata Merah hingga Berair

4. Tics

Tics merupakan gangguan neurologis yang ditandai oleh adanya gerakan atau suara yang tidak disengaja dan seringkali sulit dikendalikan. Salah satu jenis tic yang umum adalah berkedip mata secara tiba-tiba dan berulang.

Tics bisa muncul sebagai respons terhadap stres atau kecemasan, dan mereka dapat berfluktuasi dalam intensitasnya. Tics biasanya muncul pada masa anak-anak atau remaja dan bisa berubah seiring berjalannya waktu.

Tics bukan tindakan yang disengaja dan bisa menjadi tantangan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari anak.

Pengelolaan tics seringkali melibatkan perawatan medis, terutama jika tics tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari anak atau berkembang menjadi masalah yang lebih serius.

5. Blefaritis

Blefaritis adalah kondisi yang terjadi ketika kelopak mata meradang. Ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau masalah kulit seperti dermatitis.

Ketika seseorang menderita blefaritis, kelopak mata mereka mungkin terasa gatal, bengkak, merah, dan teriritasi.

Kondisi ini bisa membuat mata terasa tidak nyaman dan anak yang mengalaminya mungkin berkedip sering sebagai upaya untuk meredakan ketidaknyamanan yang dirasakan.

Blefaritis memerlukan perawatan medis, seperti membersihkan kelopak mata secara teratur dan penggunaan obat tetes mata atau krim antibakteri yang akan ditentukan oleh dokter mata.

6. Gangguan Kejang (Epilepsi)

Gangguan kejang, seperti epilepsi merupakan kondisi neurologis yang dapat menyebabkan aktivitas listrik abnormal di otak.

Sementara kejang adalah gejala utama epilepsi, beberapa individu dengan epilepsi juga mengalami tics, termasuk berkedip mata yang sering.

Ini bisa menjadi salah satu gejala yang muncul selama atau setelah serangan kejang. Pengobatan yang tepat harus disesuaikan oleh dokter spesialis neurologi.

7. Gangguan Refraktif

Gangguan refraktif adalah masalah dalam penglihatan yang disebabkan oleh ketidakmampuan mata untuk merfokuskan cahaya secara tepat ke retina. Dua jenis gangguan refraktif yang umum adalah rabun jauh dan rabun dekat.

Anak yang menderita gangguan refraktif ini mungkin merasa kesulitan melihat dengan jelas, terutama dalam jarak tertentu.

Secara tidak sadar, mereka mungkin berkedip berulang kali dalam upaya untuk mencoba memperbaiki fokus penglihatan mereka.

Cara Mengatasi Mata Anak Sering Berkedip

Mengatasi mata anak yang sering berkedip memerlukan pemahaman tentang penyebabnya. Di bawah ini adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi masalah ini:

1. Konsultasi dengan Dokter atau Spesialis Mata

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter atau spesialis mata. Dokter dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menentukan penyebab berkedip dan meresepkan pengobatan yang sesuai.

Jika masalah penglihatan seperti rabun jauh atau rabun dekat merupakan penyebabnya, dokter mungkin akan meresepkan kacamata atau lensa kontak.

2. Latihan Relaksasi Mata

Anak dapat melakukan latihan relaksasi mata seperti mengedipkan mata secara perlahan selama beberapa detik, melihat ke arah yang berbeda, atau memandang ke kejauhan untuk meredakan ketegangan mata.

3. Hindari Alergen

Jika alergi adalah penyebab berkedip, hindari pemicu alergi tersebut sesuai yang direkomendasikan oleh dokter. Ini mungkin termasuk membersihkan secara rutin lingkungan anak dari debu atau alergen lainnya.

4. Terapi Psikologis (Jika Diperlukan)

Jika berkedip disebabkan oleh faktor psikologis seperti kecemasan atau OCD, terapi psikologis dapat membantu. Psikoterapis atau psikiater anak dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah emosional atau perilaku yang mendasarinya.

Baca Juga: Waspadai Gejala Ulkus Kornea dan Bahayanya pada Mata

Penting untuk dicatat bahwa pengobatan akan sangat tergantung pada penyebab berkedip mata pada anak Anda.

Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional kesehatan yang berkualifikasi adalah langkah yang paling bijak untuk menentukan solusi yang tepat sesuai dengan kondisi individu anak Anda.

Anda bisa konsultasi ke dokter spesialis mata profesional di Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC) untuk menjaga mata lebih sehat. Di CSEC, Anda dapat melakukan perawatan rutin hingga LASIK.

Telah direview oleh dr. Ika Citra Susanti, Sp.M​

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 11 Juli 2024