Jakarta - Surabaya: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB Jakarta - Surabaya:
Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Katarak Kongenital pada Bayi

Umumnya katarak terjadi pada orang tua yang berusia 50 tahun ke atas. Selama ini mungkin kita mengira katarak hanya terjadi pada orang tua saja. Namun, beberapa bayi atau anak-anak dapat muncul katarak di usianya yang lebih muda. Kondisi ini dikenal sebagai katarak bawaan lahir atau katarak kongenital. Pelajari lebih jelas ulasan katarak kongenital pada bayi sebagai berikut!

katarak kongenital pada bayi

Katarak yang mengganggu penglihatan anak butuh tindakan operasi untuk menghilangkan katarak.

Katarak Kongenital pada Bayi

Katarak kongenital pada bayi terjadi sejak bayi baru lahir atau di kemudian waktu setelah kelahiran bayi. Katarak kongenital merupakan keruhnya lensa mata yang terjadi sejak lahir. Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya dan gambar ke retina, sehingga mata dapat menangkap objek dengan jelas. Sayangnya, bila terjadi katarak, sinar cahaya yang masuk ke mata menjadi tersebar saat melewati lensa mata yang keruh. Akibatnya, penglihatan dapat terganggu akibat hasil gambar yang diterima mata dan menjadi kabur.

Baca Juga: Apa Saja Perawatan Pasca Operasi Katarak?

Penyebab Katarak Kongenital

Berbicara mengenai penyebab katarak kongenital sebenarnya tidak seperti kebanyakan katarak pada umumnya yang terjadi akibat penuaan. Katarak kongenital terjadi sejak bayi dilahirkan. Pada umumnya tidak ada penyebab yang dapat ditemukan. Kemungkinan penyebab katarak kongenital sering terjadi sebagai bagian dari cacat lahir termasuk:

  • Faktor genetik: Kesalahan genetik dari orang tua anak yang menyebabkan lensa berkembang secara tidak normal.
  • Akibat infeksi: Infeksi tertentu yang ibu alami selama kehamilan, seperti cacar air, rubella, dan lainnya.
  • Cedera: Cedera yang terjadi pada mata saat proses kelahiran atau setelah lahir.

Baca Juga: Operasi Katarak dengan BPJS Kesehatan Begini Alurnya

Gejala Katarak Kongenital

Gejala katarak pada masa kanak-kanak ini cukup bervariasi tergantung seberapa keruh lensa mata yang terganggu. Sebagai contoh, kekeruhan lensa apakah terjadi pada satu atau kedua mata saja. Seringkali bayi dengan katarak ringan tampak tanpa gejala atau sulit untuk kita kenali.

Namun jangan khawatir, mata anak akan diperiksa secara rutin dalam waktu 72 jam setelah kelahiran dan sekali ketika mereka berusia 6-8 minggu sebagai bagian dari pemeriksaan skrining bayi baru lahir. Adapun gejala anak mengalami katarak meliputi:

  • Penglihatan yang kurang ditandai dengan kesulitan mengenali dan mengikuti benda atau orang dengan mata mereka.
  • Gerakan mata yang cepat dan berulang tanpa disengaja, disebut sebagai nistagmus.
  • Posisi mata ke arah yang berbeda dengan titik fokus, dijuluki sebagai juling.
  • Pupil putih atau abu-abu yang menjadi tanda serius lainnya seperti retinoblastoma, kondisi ini harus segera diperiksa oleh dokter.
  • Anak akan merasa kesulitan untuk melihat dengan jelas dalam cahaya terang atau silau

 

Pengobatan Katarak Kongenital

Sebelum perawatan, orang tua perlu memastikan apakah anak membutuhkan operasi katarak atau tidak. Jika katarak tidak menyebabkan masalah, perawatan segera kemungkinan tidak diperlukan. Namun, anak perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau penglihatan mereka. Sebaliknya katarak bawaan dengan tingkat sedang hingga berat yang mengganggu penglihatan anak, mereka harus menjalani operasi untuk menghilangkan lensa keruh (katarak) dan diikuti penggunaan kacamata atau lensa kontak dalam jangka panjang.

Baca Juga: Apakah Bisa Operasi Katarak Dijamin Asuransi Kesehatan?

Operasi Katarak untuk Mengobati Katarak

Operasi katarak untuk bayi dan anak-anak biasanya dilakukan di rumah sakit. Bius umum diberikan yang berarti anak tidak akan sadarkan diri selama tindakan operasi. Lama operasi berlangsung antara 1-2 jam dan dilakukan oleh dokter spesialis mata. Jika katarak terjadi sejak lahir, operasi katarak pada bayi baru dapat dilakukan saat bayi berumur 1-2 bulan setelah kelahiran.

Sebelum operasi, dokter mata akan memberikan obat tetes ke mata untuk melebarkan pupil. Lalu, sayatan yang sangat kecil dibuat di permukaan kornea untuk menghilangkan katarak. Pada kasus tertentu, lensa intraokular (IOL) atau implan intraokular akan dimasukkan saat tindakan operasi untuk menggantikan lensa yang dilepas, mengingat mata tidak dapat fokus tanpa lensa.

Jika kedua mata terpengaruh biasanya terjadi pada bayi atau anak kecil, lensa kontak atau kacamata dapat digunakan untuk mengganti pelepasan lensa. Biasanya akan dipasang satu atau dua minggu setelah operasi. Sebagian besar dokter akan merekomendasikan penggunaan lensa kontak atau kacamata pada anak di bawah 12 bulan saat operasi. Hal itu karena memperhitungkan risiko komplikasi yang lebih tinggi bila dipasang lensa sejak awal. Berikutnya, operasi lebih lanjut diperlukan pada bayi yang memiliki IOL.

Demikianlah ulasan seputar katarak kongenital pada bayi. Kelainan ini biasanya tidak dapat dicegah, terutama bila diturunkan dalam keluarga. Dengan mengikuti saran atau anjuran dari bidan atau dokter untuk menghindari infeksi selama kehamilan, termasuk memastikan semua vaksinasi sudah lengkap sebelum hamil, dapat mengurangi kemungkinan bayi dilahirkan dengan katarak.

Jika perlu, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter bila memiliki risiko terhadap kondisi yang diturunkan kepada anak, atau ada gejala infeksi yang berpengaruh terhadap kehamilan/janin. Anda dapat melakukan pemeriksaan genetik sebelum merencanakan kehamilan. Jangan lupa untuk memeriksakan kesehatan mata calon ibu serta anak secara berkala ya!

Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source: