Jakarta - Surabaya: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB Jakarta - Surabaya:
Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Beranda » Mata » Retina Mata Lepas? Kenali Gejala dan Pengobatannya!

Retina Mata Lepas? Kenali Gejala dan Pengobatannya!

Seperti kita ketahui, retina mata berperan penting untuk mengirim sinyal gambar yang dilihat mata ke otak. Jika lapisan ini terganggu akan berpengaruh pada sistem penglihatan. Penyakit retina mata banyak jenisnya termasuk ablasio retina atau retina mata lepas. Ablasio retina merupakan penyakit mata yang cukup serius karena lapisan tipis (retina) di bagian belakang mata terlepas dari posisi normalnya. Lantas, apa saja tanda-tanda peringatan ablasio mata dan prosedur penanganannya? Semuanya akan dikupas tuntas melalui artikel berikut!

Ablasio Retina atau Retina Mata Lepas

Ablasio retina terjadi saat lapisan tipis (retina) terlepas dari posisi normalnya. Kondisi ini menyebabkan retina tidak berfungsi normal sehingga membuat penglihatan kabur. Ablasio retina memisahkan sel-sel neurosensori retina dari lapisan pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi. Jika kondisi tersebut tidak segera diobati, maka semakin besar risiko kehilangan penglihatan permanen pada mata. Begitu menakutkan bukan?

Ciri-Ciri Retina Mata Lepas

Lantas, bagaimana tanda awal ablasio mata? Biasanya tanda-tanda awal dari ablasio retina, ialah floaters, flashes secara tiba-tiba, serta penglihatan menurun. Berikut ini gejala ablasio retina dan penjelasannya:

  • Adanya floaters secara tiba-tiba, yaitu titik-titik kecil yang tampak melayang pada penglihatan.
  • Kilatan flashes/ kilatan cahaya pada satu atau kedua mata, dari satu sisi yang berulang.
  • Penglihatan menjadi kabur.
  • Penglihatan area tertentu seperti gelap/menurun.
  • Munculnya bayangan seperti tirai menutupi sebagian penglihatan
  • Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, hubungi dokter mata segera untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Mata Minus / Rabun jauh (Miopia) : Gejala, Pencegahan, Penanganan dan Perawatan

Bagaimana Retina Mata Bisa Terlepas?

Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan retina mata lepas. Sebagai contoh, seiring bertambahnya usia, vitreous atau cairan pengisi bola mata mulai menyusut dan mencair. Ketika mata bergerak, vitreous juga ikut bergerak tanpa menimbulkan masalah. Vitreous ini dibungkus oleh sebuah selaput yang disebut membran hialoid, yang menempel erat pada lokasi tertentu di retina. Gerakan vitreous yang cukup hebat dapat menarik retina cukup keras untuk merobeknya. Saat itu terjadi, cairan dapat melewati robekan dan melepaskan retina. Selain itu, 3 kondisi berikut juga dapat menyebabkan retina mata lepas.

1. Adanya robekan kecil pada retina
Biasa disebut sebagai ablasio retina regmatogen yang disebabkan oleh robekan di pada retina yang memungkinkan cairan melewati dan terkumpul di bawah retina. Cairan yang menumpuk membuat retina menjauh dari jaringan di bawahnya sehingga retina mata terlepas. Risiko robekan pada retina dapat terjadi karena faktor usia, mata minus, hingga pernah menjalani operasi katarak.
2. Ablasio retina tanpa didahului robekan pada retina
Biasa disebut sebagai eksudatif, karena lapisan retina terlepas akibat akumulasi cairan di bawah retina tanpa adanya robekan di retina. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penyakit mata lainnya seperti infeksi atau peradangan mata, serta tumor mata.
3. Adanya jaringan parut di permukaan retina
Biasa disebut sebagai traksional, terjadi akibat adanya jaringan parut yang muncul di permukaan retina, menarik jaringan retina di sekitarnya, dan menyebabkan retina lepas. Biasanya terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik.

Salah satu faktor risiko ablasi retina ialah memiliki penyakit sistemik seperti diabetes mellitus.

Faktor Risiko Ablasi Retina

Ada banyak faktor risiko yang menyebabkan ablasio retina atau retina mata lepas, diantaranya sebagai berikut:

  • Faktor usia, di atas 50 tahun
  • Memiliki riwayat anggota keluarga dengan penyakit yang sama
  • Memiliki rabun jauh/ mata minus
  • Pernah mengalami trauma/cedera mata
  • Pernah menjalani operasi mata, misalnya operasi mata katarak
  • Pernah menderita penyakit pada mata, seperti peradangan.
  • Memiliki penyakit sistemik seperti diabetes mellitus atau hipertensi.

Bagaimana Diagnosis Ablasi Retina?

Dokter spesialis mata atau dokter mata ahli vitreo-retina perlu melakukan pemeriksaan fundus oftalmolokopi untuk melihat bagian dalam atau retina mata. Namun, jika pemeriksaan fundus oftalmoskopi tidak dapat mendeteksi kondisi retina mata dengan jelas, dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi/USG mata untuk mengamati setiap perubahan struktur yang terjadi pada retina mata.

Baca Juga: Mata Silinder / Astigmatisme: Gejala, Tes dan Pengobatan

Pengobatan Ablasio Retina

Pengobatan ablasio mata dapat dilakukan sesuai kondisi pasien. Prosedurnya dapat berbeda-beda tergantung tingkat keparahan retina. Jika retina robek dan hanya terlepas pada sebagian kecil retina, maka dokter dapat melakukan pencegahan untuk memperbaiki retina lepas dengan tindakan berikut:

1. Kriopeksi
Pembekuan pada area sekitar robekan retina mata, dilakukan agar retina tetap terjaga dan menempel di dinding mata.
2. Fotokoalugasi (Terapi Laser)
Teknik ini dilakukan dengan sinar laser untuk membantu retina tetap menempel.

Sementara bila retina yang terlepas sudah cukup luas, dokter mata ahli vitreo-retina akan memperbaiki retina dengan melakukan pembedahan. Berikut beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan.

1. Pneumatic Retinopexy
Prosedur yang dilakukan dengan menyuntikkan gelembung gas ke dalam mata. Fungsinya untuk mendorong retina ke posisi semula. Prosedur ini dilakukan bila bagian retina yang terlepas sedikit.
2. Vitrektomi
Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan cairan vitreous dan jaringan yang menarik retina. Dokter akan menyuntikkan gelembung udara pada mata pasien untuk menahan retina tetap pada posisinya. Nantinya gelembung gas akan tergantikan secara alami oleh cairan tubuh. Gelembung gas ini mendorong retina ke tempat semula. Selain gas, pada kasus tertentu dapat menggunakan cairan silicon oil untuk mempertahankan posisi retina agar tetap baik. Bila tamponade menggunakan cairan silicon oiI, akan ada prosedur operasi berikutnya untuk mengeluarkan cairan tersebut setelah 3-6 bulan.
3. Scleral Buckle
Prosedur yang dilakukan dokter dengan meletakkan sabuk lentur dari sisi luar sklera mata (bagian putih mata). Jadi sabuk lentur yang berupa bahan padat ini diposisikan untuk membantu mendekatkan dinding bola mata ke retina sehingga retina berada pada posisi semula. Namun bila kondisi lepasnya retina cukup berat, maka scleral buckle dipasang secara melingkupi seluruh lingkaran luar bola mata. Meskipun begitu, scleral buckle tidak menghalangi penglihatan Anda.

Pencegahan Ablasio Retina

Meskipun ablasio retina tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun kita dapat mengurangi risiko terjadinya ablasio retina dengan menerapkan beberapa langkah berikut.

1. Jika mengalami gejala yang pandangan seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter spesialis mata.
2. Rutin melakukan pemeriksaan mata 1 tahun sekali. Terutama bagi penderita diabetes atau mata minus, harus rutin dan berkala memeriksakan kesehatan mata sesuai anjuran dokter spesialis mata.
3. Kontrol gula darah dan tekanan darah agar retina dan kesehatan mata secara umum tetap terjaga baik.
4. Mengenakan kacamata saat beraktivitas atau berolahraga untuk melindungi mata dari cedera.

Jika Anda mengalami gejala di atas, atau memiliki risiko ablasio retina, segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter akan memeriksa secara komprehensif sesuai kondisi masing-masing pasien. Sebab kondisi yang dialami pasien tidak semua sama, bahkan jenis ablasio retinanya mungkin saja berbeda. Dokter dapat menggunakan satu jenis metode tatalaksna ablasio retina, bisa juga kombinasi. Semua disesuaikan dengan kondisi setiap pasien. Oleh karena itu, dokter spesialis mata perlu memeriksa secara menyeluruh terhadap setiap gejala yang pasien rasakan. Jadi, penting memeriksakan kesehatan mata sejak dini untuk meminimalisir potensi gangguan penglihatan di masa mendatang. Yuk, tunggu apalagi? Lakukan pemeriksaan mata di Ciputra SMG Eye Clinic.

Telah direview oleh dr Azrina Noor, SpM.

Source:

[/vc_column][/vc_row]
Terakhir diperbarui pada 23 Januari 2024