Jakarta - Surabaya: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB Jakarta - Surabaya:
Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Gangguan Retina Mata dan Diagnosisnya

Salah satu organ penting yang harus dijaga, yaitu mata. Anda pasti tahu betapa pentingnya fungsi mata. Mata membantu kita untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Melalui mata, Anda bisa mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan rumah atau kantor, serta aktivitas lainnya. Melalui mata, Anda juga bisa menikmati indahnya pemandangan di perjalanan. Melalui mata, Anda juga bisa mengenali dan mengingat wajah seseorang hingga benda di sekitar. Hampir semua aktivitas kita memerlukan indera penglihatan. Namun, bagaimana bila terjadi gangguan pada bagian mata kita? Misalnya, seperti gangguan retina mata. Simak ulasan berikut untuk mengetahui lebih jelas jawabannya!

 

Gangguan Retina Mata

Dokter mata menggunakan bingkai percobaan untuk memeriksa penglihatan pasien wanita

 

Apa Itu Retina Mata?

Sebelum mengetahui gangguan retina mata apa saja, ada baiknya Anda mengenal retina mata terlebih dahulu. Retina mata adalah lapisan tipis yang berguna untuk menangkap cahaya yang letaknya di belakang mata. Jadi, fungsi retina mata untuk menangkap cahaya dan mengaturnya sebagai informasi yang dikirim ke otak melalui saraf optik. Cahaya dari luar akan diteruskan dalam bentuk sinyal ke otak, sehingga diterjemahkan berupa gambar/bentuk. Nah, di tengah saraf ini ada bagian penting dari retina mata, disebut makula. Jadi, makula bisa dibilang sebagai titik sentralnya penglihatan. Makula memungkinkan Anda untuk melihat objek dengan jelas dan detail.

 

Cara Kerja Retina Mata

Bagaimana cara kerja retina mata? Proses kerjanya saling berhubungan dengan bagian mata lainnya. Cara kerja mata diawali dengan proses pantulan cahaya dari benda masuk ke mata pada bagian kornea. Cahaya yang ditangkap oleh mata, lalu diterima dan diolah mata sesuai fungsinya. Saat cahaya mengenai retina mata, sel-sel reseptor akan mengubah menjadi sinyal dan otak akan menerjemahkannya menjadi objek yang bisa Anda lihat.

 

Gejala Penyakit Retina

Lalu, seperti apa gejala penyakit retina? Gejala penyakit retina bermacam-macam tergantung penyebabnya. Biasanya gejala penyakit retina bisa timbul pada salah satu atau kedua mata sekaligus. Secara umum gejala penyakit retina yang muncul dialami penderita antara lain:

  • Pandangan kabur
  • Luas pandangan terbatas
  • Melihat bayangan benda berukuran kecil, seperti bintik-bintik hitam kecil
  • Melihat kilatan-kilatan cahaya atau photopsia
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Terganggunya kemampuan membedakan warna

 

Penyakit Pada Retina Mata

Pada dasarnya penyakit retina dapat diobati. Jenis pengobatannya pun berbeda tergantung pada penyebabnya. Tujuan pengobatan untuk menyembuhkan atau meringankan dampak dari gejala penyakit retina. Jika tidak diobati dengan tepat maka bisa menimbulkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan. Inilah beberapa gangguan retina mata yang umum terjadi.

Ablasio Retina / Retina Mata Lepas

Penyakit retina yang umum terjadi salah satunya ablasio retina. Ablasio retina terjadi akibat robekan pada retina. Ini menyebabkan retina lepas dari posisi normalnya. Biasanya pada penderita mata minus, pengidap diabetes, trauma bola mata, perubahan kondisi cairan pada bola mata, atau munculnya jaringan parut di area retina yang menyebabkan ablasio retina.

Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah penyakit retina mata akibat tumbuhnya jaringan kanker pada retina. Namun, jenis penyakit ini langka dan biasa terjadi pada anak-anak. Kanker ini terjadi akibat saat sel-sel retina tumbuh cepat sehingga merusak jaringan di sekitarnya. Oleh karena itu, akan menyebabkan terganggunya retina. Penyebab retinoblastoma karena perubahan atau mutasi pada gen RB1 sehingga sel-sel tadi tumbuh cepat. Sel-sel kanker ini juga bisa menyebar ke organ lain.

Retinitis Pigmentosa

Jadi, Retinitis Pigmentosa adalah gangguan retina yang menyebabkan penderita mengalami rabun senja serta penurunan fungsi penglihatan yang berkembang secara bertahap dan berakhir pada kebutaan. Pada penderita Retinitis Pigmentosa, sel fotoreseptor secara bertahap akan mati terutama sel batang yang disebabkan kelainan genetik. Keluhan utama yang sering dijumpai ialah sulit melihat di tempat dengan intensitas cahaya yang kurang, atau penglihatan menjadi redup secara perlahan.

Degenerasi Makula

Apa itu Degenerasi Makula? Age-related macular degeneration (AMD) atau Degenerasi Makula merupakan penyakit retina akibat adanya kerusakan pada pusat retina. Jadi, penderita akan merasakan gangguan pandangan menjadi kabur, buram yang dimulai dari tengah penglihatan. Akibatnya akan mempengaruhi kemampuan membaca, menulis, menyetir atau mengenali wajah orang. Penyebab Degenerasi Makula belum diketahui pasti. Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti pertambahan usia, genetik, dan lingkungan.

Retinopati Diabetik

Retinopati Diabetik adalah penyakit retina akibat komplikasi penyakit diabetes. Secara perlahan, kadar gula darah yang tinggi akan merusak dinding pembuluh darah, termasuk di retina mata. Pada tahap yang lebih lanjut muncul penyumbatan atau kebocoran pembuluh darah, serta membuat retina membentuk pembuluh darah baru untuk mencukupi kebutuhan darah. Sayangnya, pembuluh darah baru yang terbentuk tidak berkembang secara sempurna, tipis dan mudah pecah. Kondisi ini mengakibatkan penglihatan menjadi gelap/kabur, muncul floaters, dan terganggu.

Retinopathy of Prematurity (ROP)

Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah penyakit retina yang terjadi pada bayi prematur. ROP terjadi saat perkembangan pembuluh darah di bola mata bayi premature tidak sempurna sehingga menyebabkan terbentuknya pembuluh darah abnormal. Nah, pembuluh darah abnormal ini umumnya lemah dan mudah pecah, sehingga menyebabkan pendarahan pada retina.

 

Diagnosis Penyakit Retina

Lalu, bagaimana diagnosis penyakit retina? Sebelum dokter mendiagnosis, ada beberapa tahapan yang dapat Anda lakukan saat pemeriksaan retina mata seperti berikut.

Dokter Akan Menanyakan Keluhan Penderita

Pertama, dokter akan menanyakan kepada penderita gejala yang dialami. Apakah ada pandangan yang buram? Bintik-bintik yang melayang atau pandangan gelap? Apakah ada kilatan cahaya? Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan penderita. Terutama bila penderita memiliki penyakit penyerta atau riwayat gangguan retina mata di keluarga.

Proses Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, melalui pemeriksaan fisik. Prosedurnya diawali dengan dokter memberikan obat tetes mata khusus untuk melebarkan pupil. Fungsinya agar dokter dapat melihat bagian dalam mata dengan mudah. Setelah itu, dokter akan memeriksa bagian belakang mata. Biasanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit agar pupil terbuka sempurna. Sebenarnya ada 3 jenis cara pemeriksaan oftalmoskopi mulai dari oftalmoskopi langsung, tidak langsung, dan oftalmoskopi slit lamp. Metode yang paling sering digunakan saat ini, yakni oftalmoskopi slit lamp.

Pada pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp dilakukan dengan sebuah alat pemeriksaan khusus. Lalu, Anda duduk di depan sebuah alat pemeriksaan khusus. Letakkan dagu dan dahi Anda pada perangkat itu agar posisi kepala bisa stabil. Lalu, dokter akan mendekatkan lensa kecil dan mikroskop pada alat pemeriksa tersebut ke mata untuk melihat bagian belakang mata Anda.

Sebagian orang akan merasa sedikit tidak nyaman (silau) selama pemeriksaan, namun tidak menyakitkan. Jika dokter menyarankan, pemeriksaan ini penting dilakukan. Fungsinya untuk mengetahui gejala awal dari kerusakan retina, saraf optik, atau pembuluh darah. Dengan demikian, penanganan dini dilakukan untuk mencegah penyakit agar tidak berkembang menjadi berat. Selain pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp ada juga pemeriksaan penunjang lain yang dapat dijalani, seperti USG mata, Optical coherence tomography (OCT), Tes Amsler grid, tes genetik, serta angiografi mata.

Tahukah Anda? Terkadang masalah mata bisa berkembang tanpa kita sadari atau bahkan kita tidak merasakan gejala dan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, rutin melakukan pemeriksaan mata ke dokter spesialis mata perlu dilakukan. Yuk, deteksi sedini mungkin untuk menghindari kemungkinan adanya kerusakan pada mata Anda!

 

Reviewed: dr. Azrina Noor, SpM

Source: