Jakarta - Surabaya: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB Jakarta - Surabaya:
Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Beranda » Mata » Jenis Penyakit Retina Mata yang Mengganggu Penglihatan

Jenis Penyakit Retina Mata yang Mengganggu Penglihatan

Penyakit retina mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan jika tidak ditangani dengan baik. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, seperti terapi laser atau operasi vitrektomi dapat membantu menjaga kesehatan retina dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Retina adalah bagian penting dari mata yang berfungsi menangkap cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak untuk membentuk penglihatan. Namun, berbagai kondisi dapat mengganggu fungsi retina, seperti retinopati diabetik, ablasi retina, degenerasi makula, hingga retinitis pigmentosa.

Penyakit retina dapat menyebabkan gangguan penglihatan ringan hingga kebutaan jika tidak ditangani dengan baik. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari penuaan, diabetes, tekanan darah tinggi, hingga cedera mata.

Karena peran retina yang krusial dalam penglihatan, penting untuk mengenali gejala awal seperti penglihatan kabur, munculnya bintik-bintik gelap, atau kehilangan penglihatan secara tiba-tiba. Jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut, segera periksakan mata ke dokter spesialis agar mendapatkan penanganan yang tepat sebelum kondisi semakin parah.

Apa Itu Retina Mata?

Retina mata adalah lapisan tipis di bagian belakang mata yang berfungsi menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal untuk dikirim ke otak melalui saraf optik. Proses ini memungkinkan kita melihat berbagai bentuk dan warna di sekitar.

Di tengah retina terdapat makula, bagian yang sangat penting karena berperan sebagai titik pusat penglihatan. Makula membantu kita melihat objek dengan jelas dan mendetail, terutama saat membaca atau mengenali wajah seseorang.

Retina bekerja dengan menangkap cahaya yang masuk ke mata melalui kornea. Cahaya ini kemudian difokuskan oleh lensa mata dan diarahkan ke retina.

Sel-sel reseptor di retina akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik, yang kemudian dikirim ke otak melalui saraf optik. Otak menerjemahkan sinyal ini menjadi gambar yang kita lihat.

Proses ini berlangsung sangat cepat dan saling berkaitan dengan bagian mata lainnya sehingga kita dapat melihat dunia dengan jelas dan penuh warna.

Baca Juga: Screening Retina Mata Cegah Kerusakan Mata

Gejala Penyakit Retina

Gejala penyakit retina bermacam-macam tergantung penyebabnya. Biasanya gejala penyakit retina bisa timbul pada salah satu atau kedua mata sekaligus. Secara umum gejala penyakit retina yang muncul dialami penderita antara lain:

  • Pandangan kabur
  • Luas pandangan terbatas
  • Melihat bayangan benda berukuran kecil, seperti bintik-bintik hitam kecil
  • Melihat kilatan-kilatan cahaya atau photopsia
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Terganggunya kemampuan membedakan warna

Penyakit Pada Retina Mata

Pada dasarnya penyakit retina dapat diobati. Jenis pengobatannya pun berbeda tergantung pada penyebabnya. Tujuan pengobatan untuk menyembuhkan atau meringankan dampak dari gejala penyakit retina.

Jika tidak diobati dengan tepat, bisa menimbulkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan. Inilah beberapa gangguan retina mata yang umum terjadi.

1. Ablasio Retina / Retina Mata Lepas

Penyakit retina yang umum terjadi salah satunya ablasio retina. Ablasio retina terjadi akibat robekan pada retina.

Kondisi ini menyebabkan retina lepas dari posisi normalnya. Biasanya pada penderita mata minus, pengidap diabetes, trauma bola mata, perubahan kondisi cairan pada bola mata, atau munculnya jaringan parut di area retina yang menyebabkan ablasio retina.

2. Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah penyakit retina mata akibat tumbuhnya jaringan kanker pada retina. Namun, jenis penyakit ini langka dan biasa terjadi pada anak-anak.

Kanker ini terjadi akibat saat sel-sel retina tumbuh cepat sehingga merusak jaringan di sekitarnya. Oleh karena itu, akan menyebabkan terganggunya retina.

Penyebab retinoblastoma karena perubahan atau mutasi pada gen RB1 sehingga sel-sel tadi tumbuh cepat. Sel-sel kanker ini juga bisa menyebar ke organ lain.

3. Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah gangguan retina yang menyebabkan penderita mengalami rabun senja serta penurunan fungsi penglihatan yang berkembang secara bertahap dan berakhir pada kebutaan. Pada penderita Retinitis Pigmentosa, sel fotoreseptor secara bertahap akan mati terutama sel batang yang disebabkan kelainan genetik.

Keluhan utama yang sering dijumpai ialah sulit melihat di tempat dengan intensitas cahaya yang kurang, atau penglihatan menjadi redup secara perlahan.

4. Degenerasi Makula

Age-related macular degeneration (AMD) atau Degenerasi Makula merupakan penyakit retina akibat adanya kerusakan pada pusat retina. Jadi, penderita akan merasakan gangguan pandangan menjadi kabur, buram yang dimulai dari tengah penglihatan.

Akibatnya akan mempengaruhi kemampuan membaca, menulis, menyetir atau mengenali wajah orang. Penyebab Degenerasi Makula belum diketahui pasti.

Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhinya, seperti pertambahan usia, genetik, dan lingkungan.

Baca Juga: Retina Mata Lepas? Kenali Gejala dan Pengobatannya!

5. Retinopati Diabetik

Retinopati Diabetik adalah penyakit retina akibat komplikasi penyakit diabetes. Secara perlahan, kadar gula darah yang tinggi akan merusak dinding pembuluh darah, termasuk di retina mata.

Pada tahap yang lebih lanjut muncul penyumbatan atau kebocoran pembuluh darah, serta membuat retina membentuk pembuluh darah baru untuk mencukupi kebutuhan darah. Sayangnya, pembuluh darah baru yang terbentuk tidak berkembang secara sempurna, tipis dan mudah pecah.

Kondisi ini mengakibatkan penglihatan menjadi gelap atau kabur, muncul floaters, dan terganggu.

6. Retinopathy of Prematurity (ROP)

Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah penyakit retina yang terjadi pada bayi prematur. ROP terjadi saat perkembangan pembuluh darah di bola mata bayi premature tidak sempurna sehingga menyebabkan terbentuknya pembuluh darah abnormal.

Nah, pembuluh darah abnormal ini umumnya lemah dan mudah pecah, sehingga menyebabkan pendarahan pada retina.

7. Oklusi Vena Retina

Retinal vein occlusion adalah kondisi ketika pembuluh darah di retina tersumbat, sehingga aliran darah tidak lancar. Akibatnya, cairan dan darah bisa menumpuk di retina yang dapat menyebabkan penglihatan buram hingga kehilangan penglihatan secara tiba-tiba.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut, terutama jika memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau masalah kesehatan lain yang memengaruhi aliran darah. Gejalanya bisa berupa pandangan kabur, bentuk objek terlihat bengkok atau tidak jelas, munculnya bintik hitam atau garis melayang di penglihatan, hingga kehilangan penglihatan secara mendadak.

8. Achromatopsia

Achromatopsia adalah kelainan genetik sejak lahir yang membuat seseorang tidak bisa melihat warna. Kondisi ini terjadi karena gangguan pada sel-sel retina yang bertanggung jawab untuk melihat warna dan cahaya redup.

Pada penderita achromatopsia, penglihatan bergantung pada sel batang, yang hanya memungkinkan melihat dalam hitam, putih, dan abu-abu.

Diagnosis Penyakit Retina

Sebelum dokter mendiagnosis, ada beberapa tahapan yang dapat Anda lakukan saat pemeriksaan retina mata seperti berikut.

1. Dokter Akan Menanyakan Keluhan Penderita

Pertama, dokter akan menanyakan kepada penderita gejala yang dialami. Apakah ada pandangan yang buram? Bintik-bintik yang melayang atau pandangan gelap? Apakah ada kilatan cahaya?

Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan penderita. Terutama bila penderita memiliki penyakit penyerta atau riwayat gangguan retina mata di keluarga.

2. Proses Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, melalui pemeriksaan fisik. Prosedurnya diawali dengan dokter memberikan obat tetes mata khusus untuk melebarkan pupil.

Fungsinya agar dokter dapat melihat bagian dalam mata dengan mudah. Setelah itu, dokter akan memeriksa bagian belakang mata.

Biasanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit agar pupil terbuka sempurna. Sebenarnya ada 3 jenis cara pemeriksaan oftalmoskopi mulai dari oftalmoskopi langsung, tidak langsung, dan oftalmoskopi slit lamp.

Metode yang paling sering digunakan saat ini, yakni oftalmoskopi slit lamp. Pada pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp dilakukan dengan sebuah alat pemeriksaan khusus.

Lalu, Anda duduk di depan sebuah alat pemeriksaan khusus. Letakkan dagu dan dahi Anda pada perangkat itu agar posisi kepala bisa stabil.

Dokter akan mendekatkan lensa kecil dan mikroskop pada alat pemeriksa tersebut ke mata untuk melihat bagian belakang mata Anda. Sebagian orang akan merasa sedikit tidak nyaman (silau) selama pemeriksaan, namun tidak menyakitkan.

Jika dokter menyarankan, pemeriksaan ini penting dilakukan. Fungsinya untuk mengetahui gejala awal dari kerusakan retina, saraf optik, atau pembuluh darah.

Dengan demikian, penanganan dini dilakukan untuk mencegah penyakit agar tidak berkembang menjadi berat. Selain pemeriksaan oftalmoskopi slit lamp ada juga pemeriksaan penunjang lain yang dapat dijalani, seperti USG mata, Optical coherence tomography (OCT), Tes Amsler grid, tes genetik, serta angiografi mata.

Cara Mengatasi Penyakit Retina

Pengobatan penyakit retina bergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit yang dialami. Tujuan pengobatannya bisa untuk menghentikan penyakit atau memperlambat perkembangan penyakit tersebut. Beberapa jenis perawatan yang umum dilakukan meliputi prosedur bedah, perawatan dengan laser, dan penyuntikan obat ke dalam atau sekitar mata.

Salah satu prosedur bedah yang sering dilakukan adalah vitrektomi, yang digunakan untuk mengatasi masalah retina seperti:

  • Retina terlepas.
  • Kerutan pada makula (epiretinal membrane).
  • Lubang pada makula.
  • Cedera mata, seperti benda asing yang masuk ke mata.
  • Infeksi mata.

Selain itu, suntikan obat yang dimasukkan ke dalam bagian vitreous (bagian dalam mata) digunakan untuk mengobati kondisi seperti:

  • Degenerasi makula terkait usia basah (wet AMD).
  • Retinopati diabetik tingkat lanjut.
  • Edema makula akibat berbagai penyebab.
  • Infeksi pada mata.
  • Penyakit radang pada mata.

Perawatan menggunakan laser berfungsi untuk mengatasi masalah seperti:

  • Pembuluh darah yang tumbuh pada tempat yang tidak seharusnya.
  • Robekan pada retina.
  • Retinopati serosa sentral.
  • Edema makula.

Selain itu, beberapa prosedur lain digunakan untuk mengatasi detasemen retina, di antaranya:

  • Operasi scleral buckle: Prosedur di mana dokter menjahit potongan silikon di bagian luar mata untuk memberikan tekanan pada mata.
  • Cryoplexy: Menggunakan suhu sangat dingin untuk menciptakan parut yang menutup robekan atau detasemen.
  • Pneumatic retinopexy: Prosedur di mana gelembung gas disuntikkan ke dalam mata untuk menahan retina di tempatnya, seringkali dikombinasikan dengan cryotherapy atau laser.

Baca Juga: Kenali Anatomi Mata Manusia Beserta Fungsinya

Penyakit retina mata bisa menjadi masalah serius yang memengaruhi kualitas penglihatan seseorang. Di Ciputra SMG Eye Clinic, menyediakan layanan khusus untuk mendeteksi dan menangani berbagai penyakit retina, seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, dan retina berlubang.

Dengan menggunakan teknologi terkini dan tenaga medis yang berpengalaman, kami dapat memberikan diagnosis yang akurat dan perawatan yang sesuai, guna membantu Anda menjaga kesehatan mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Jangan tunggu sampai gejalanya semakin parah, segera kunjungi Ciputra SMG Eye Clinic untuk pemeriksaan mata secara menyeluruh.

Telah direview oleh dr. Azrina Noor, SpM

Source:

Tim Konten Medis

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2024